Senin, 06 September 2010

The Babyface Assassin


Suasana berdebar-debar semakin memuncak ketika injury-time hampir habis. Kedudukan 1-1 lewat gol Teddy Sheringham membuat United menyamakan angka. Dan kesempatan terakhir datang kembali lewat sepak pojok. David Beckham meletakkan bola di sudut lapangan dan mengambil ancang-ancang untuk melakukan sepak pojok. Seluruh stadion hening menanti takdir apa yang akan terjadi. Di depan kotak penalti berkumpul semua pemain kecuali si Beckham yang akan menendang. Bahkan kiper United, Peter Schemeichel pun ikut maju membantu serangan. Bek dengan postur tinggi dan besar diawasi oleh lawan yang sepadan. Bola ditendang, menyasar kepada Sheringham, sang pencetak gol maut pertama, namun laju bola terlalu deras sehingga tidak bisa disundul secara sempurna. Bola mengarah ke pojok luar gawang, seakan bola sudah aman membuat para fan Muenchen tenang, mengira bola keluar lapangan. Namun takdir berkata lain, karena United punya pemain yang mampu melepaskan diri dari penjagaan bek lawan, mampu membaca arah bola lebih baik dari siapapun, dan memiliki naluri pembunuh yang menakutkan, The Norway Assassin, Ole Gunnar Solskjaer, mencetak gol pamungkas di pertandingan ajaib malam itu.
Ole Gunnar Solskjaer Legenda Hidup Manchester United, striker yang selalu dihormati kawan maupun lawan. Sekilas memang tidak ada skill menonjol yang bisa dibanggakan dari dirinya, namun pemikiran-pemikiran seperti itulah yang akhirnya menjadi bumerang bagi lawannya. Ole memiliki sesuatu yang tidak dimiliki striker lain. Itulah mengapa Sir Alex Ferguson terus mempertahankannya hingga cedera membuatnya pensiun. Bahkan setelah pensiun, Sir Alex pun langsung meminta manajemen United untuk menjadikannya pelatih tim cadangan United karena Fergie tahu betul apa yang ada dalam diri seorang Ole Gunnar Solskjaer.
Dwight Yorke, Andy Cole, Diego Forlan, Ruud Van Nistelroy, Eric Cantona, Mark Hughes, dan masih banyak sekali penyerang tajam yang pernah dilatih Sir Alex. Namun tanyakan siapa striker terbaik MU sepanjang masa? Yup, hanya terlintas satu nama, OLE GUNNAR SOLSKJAER

Senin, 21 Juni 2010

Frank Lampard, Genius Football Player




"Pemain Sepakbola paling jenius adalah Frank Lampard. Tidak ada keraguan untuk itu".
Kata-kata itu dilontarkan oleh Dr. English, dokter resmi Chelsea FC, klub dimana Lampard bermain. Perkataan itu bukan tanpa bukti. Setiap kali Chelsea melakukan tes kesehatan, pasti akan selalu dilampirkan tes IQ. Nah, disitulah bukti ditemukan. Setiap dilaksanakan tes IQ, kapten John Terry selalu masuk 3 besar. Namun, Frank Lampard selalu menjadi yang pertama. IQ-nya secara blak-blakan oleh Dr. English berkisar antara 150 an, dan sebesar itu maka IQ seseorang akan masuk kategori superior alias jenius.

Jika masih belum percaya, maka kami akan memberi bukti yang lebih riil. Lihatlah ketika Frank bermain, posisinya adalah sebagai gelandang, ia betul-betul paham saat yang tepat untuk masuk ke kotak penalti untuk mengambil bola muntah, tahu saat yang tepat untuk memberi terobosan, dan tahu apa yang harus dilakukan ketika diserang lawan. Lihat ketika Lampard konferensi pers. Setiap pertanyaan yang diajukan selalu dijawab mantap, seakan jawaban telah dipikirkan matang2. Sehingga tidak pernah ada jawaban Lampard yang merugikan tim sedikitpun.

Dan sebagai catatan, nilai Lampard ketika duduk di bangku sekolah juga sangat fantastis. Ketika lulusan, Lampard mendapat nilai A sebanyak 12 mata pelajaran. Bahkan nilai bahasa Latin Lampard mendapat A+.
Karena kejeniusan itulah hingga kini Lampard masih menjadi andalan terdepan Chelsea untuk meraih sukses. Perlu diketahui selama 9 musim di Chelsea Lampard selalu menjadi kesayangan 6 pelatih berbeda. Berikut kisahnya jika anda tidak percaya :



1. Claudio Ranieri
Adalah orang pertama yang melihat kejeniusan Lampard. Dia merekrut pemain itu dari West Ham seharga 11 juta pounds. The Tinkerman saat itu dikenal dengan strategi rotasi pemain, yaitu dengan merubah posisi para pemainnya, dan strategi itu lebih mujarab daripada milik Sir Alex saat itu. Semua pemain dirotasi TERKECUALI Lampard. Karena dia berkata bahwa Lampard adalah orang yang paling tidak bisa digantikan saat itu. Tinkerman bahkan lebih menyanjung Lampard daripada anak emas Chelsea saat itu, Zola. Hingga kini mengungkapkan perasaannya bahwa ia merasa berhutang kepada Ranieri atas jasanya yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan Lampard.



2. Jose Mourinho
Adalah pelatih yang seluruh dunia tahu bahwa dia memang menganakemaskan Frank Lampard. Ketika 2003, saat dia pertama kali menginjak Stamford Bridge seluruh dunia gempar karena konon kabarnya Chelsea akan menggelontorkan dana sebanyak-banyaknya untuk melakukan renovasi. Saat pertama kali ditanya wartawan soal pemain Chelsea saat itu dia tidak mau komentar. Namun saat hendak bergegas dia menyebut satu nama Frank Lampard, sambil menambahkan, he is a great player. Yang paling berkesan bagi saya adalah ketika Chelsea digosipkan akan memboyong Ronaldinho pada tahun 2005, namun Mou membantah dan berkata bahwa dia tidak berminat pada Dinho, bahkan dengan 2 orang Dinho sekalipun, karena baginya Lampard saja sudah cukup. Bertahun tahun bersama Lampard, Mourinho semakin terkagum akan kejeniusan anak buahnya itu sehingga ketika menangani Inter, Mourinho berusaha mengajak Lampard, begitu juga ketika menangani Madrid. Lampard akan selalu menjadi anak emas Mourinho. Di setiap kesempatan Mourinho selalu memuji Lampard, bukan soal kualitas skill nya, juga bukan soal produktifitas golnya, namun selalu soal prosionalitasnya. Ya, Lampard adalah pemain paling profesional yang pernah ditemui pelatih sekaliber Mou.



3. Avram Grant
Berkata bahwa Frank Lampard-lah seharusnya yang menjadi pemain terbaik Liga Champions saat itu, bukan Cristiano Ronaldo. Dia berkata bahwa Lampard tidak bisa dikomparasikan dengan pemain manapun didunia, termasuk Cristiano.



4. Ray Wilkins, asisten manager Chelsea ini selalu menyebut Lampard gelandang ajaib. Dilihat dari catatan golnya, dan juga caranya mencetak gol, Frank melihat apa yang tidak dilihat pemain lain.



5. Felipe Scolari
Pelatih yang digadang-gadang akan menjual Lampard karena telah membawa gelandang hebat bernama Deco. Namun kenyataannya, Si Jenius Lampard membuat Deco dilupakan Scolari berkat aksi aksi jeniusnya di lapangan. Puncaknya adalah gol chip indah ke gawang Hull, Scolari menyebut gol itu adalah gol terbaik dan tercerdas yang pernah ia lihat. Scolari juga menyumbangkan suaranya untuk Frank Lampard untuk pemain Terbaik Dunia 2007.



6. Guus Hiddink
Inilah pelatih penyelamat Chelsea. Membawa Chelsea meraih satu2nya trofi tersisa musim itu, FA Cup setelah menang 2-1 vs Everton. Siapa pencetak gol kemenangan? Ya, Frank Lampard lewat tendangan deras dengan kaki kirinya. Hiddink menjuluki Lampard sebagai Box to Box Player karena permainan Lampard yang gigih dan tak pernah menunjukkan tanda-tanda kelelahan sepanjang pertandingan, padahal dia berposisi sebagai gelandang,sebagai pemain dengan jarak lari paling jauh. Hiddink mendapat kenangan dari Lampard berupa jam tangan mewah sebelum dia meninggalkan Chelsea.



7. Carlo Ancelotti
Baru di awal musim pertamanya, tapi nampaknya sudah ada tanda2 bahwa Ancelotti jatuh cinta kepada Lampard. Lampard disebut2 mampu berperan layaknya Kaka di AC Milan. Lampard selalu dimainkan di semua laga. Super Lamps menjadi salah satu kunci Chelsea saat menjadi juara Liga Inggris tahun itu. Lampard menjawab kritikan publik yang menyebutnya sudah habis dengan torehan 22 gol, 17 assist dan penampilan yahud hingga Ancelotti menjuluki Lampard sebagai Mr. Consistency, mengacu pada permainannya yang konsisten dalam 1 dekade bersama Chelsea.



8. Andre Villas-Boas
Usia Lampard memang sudah tidak muda, bahkan nyaris sebaya dengan pelatihnya ini. Berkali-kali Lampard dicadangkan dengan alasan agar tetap fit. Tidak jarang pula Lampard ditarik keluar dan diganti oleh Josh McEachran atau Oriol Romeu. Sebelumnya tidak ada pelatih yang memperlakukan Frank Lampard seperti ini. Namun seperti biasa, Lampard pemain luar biasa profesional. Di tengah situasi yang tidak menyenangkan itu Lampard membuktikan bahwa dia tetaplah adalah gelandang dengan kualitas dunia. Hal ini dibuktikan dengan hattrick-nya ke gawang Bolton dan juga 4 gol dalam 4 pertandingan berturut-turut termasuk gol semata wayangnya ke gawang juara dunia Spanyol. Frank Lampard, bersama Daniel Sturridge, menjadi pemain paling konsisten di tengah buruknya pertahanan Chelsea dan tumpulnya lini depan mereka. Dan seperti yang sudah diduga, Lampard kini memuncaki perolehan gol untuk seorang gelandang. Dan saya pikir ini akan bertahan hingga akhir musim.



Jelas sekarang bahwa Lampard memang pemain berkualitas, bukan karena saya seorang pendukung Chelsea, namun memang karena Lampard memiliki kualitas untuk itu. Dan sebagai tambahan, Lampard dinobatkan sebagai Pemain Inggris Terbaik dalam satu dekade terakhir, mengalahkan banyak legenda lain seperti Thierry Henry, Ryan Giggs, atau si musuh bebuyutan, Yang Terhormat Steven Gerrard MBE. HAHAHAHAHHAA..
Ikuti terus kisah Frank Lampard di blog ini