Rabu, 11 Januari 2017

Curhat panik

Hmmm...
Lama tak bersua. Lama tak menyapa. Lama tak menulis,
Sedikit terinspirasi dari blog teman sebelah yang isinya sedikit tapi terurus. Jadi entri ini nantinya hanya akan jadi sekedar pelepas kangen akan menulis sesuatu disini.
Hanya sekedar mencurahkan uneg-uneg.

Ada beberapa momen luar biasa dalam hidup saya yang terlewatkan. Sempat terpikir untuk mencurahkan lewat blog akan tetapi selalu tidak sempat. Rugi sebenarnya, mengingat kesenangan yang didapat ketika membaca blog pribadi. Banyak momen yang seharusnya bisa tercurah dalam tulisan. Bagaimana saya melewati masa suram. Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang berbeda. Bagaimana rasanya menyambut seseorang yang benar-benar baru, yang memberikan segala perbedaan dalam hal apapun. Gayeng memang. Rasanya ingin sekali bercerita. Tapi sayangnya tidak sempat tercurah dalam bentuk tulisan.

Jadi saat ini waktu menunjukkan pukul 2.30 dini hari. Saya masih berstatus mahasiswa. Sudah 11 semester berlalu. Bulan depan semester yang ke 12. Artinya sudah 6 tahun menempuh perkuliahan.

6 tahun.

Pada titik ini, sudah benar-benar tidak ada sesuatu yang dibanggakan memang. Dulu selalu berkilah kalau mereka yang lulusnya cepat, mereka tidak sempat mencicipi bahagia masa muda. Mereka terkekang dalam dunia akademisnya. Mereka mati perlahan dalam kecupuan. Mereka yang rugi, mereka yang nanti di masa depan akan menyesal. Sekarang segala sesuatu berbalik menyerang. Makan itu masa muda.

Skripsi masih mengerjakan bab 3. Padahal tidak jelas apa yang dikerjakan. Apa isi skripsi, dan apa yang diteliti, disetujui atau tidak, bisa dilanjutkan atau tidak. Semua masih serba tidak jelas. Kenapa bisa nasib akademis menjadi seperti ini? Pendapat para ahli berbeda-beda. Ada yang bilang karena pilihan skripsi saya yang memang sulit. Library research yang belum dipatenkan dan bahasan saya sociolinguistics yang begitu absurd. Pendapat kedua ada yang mengatakan karena hubungan asmara. Pendapat ketiga dan mungkin paling populer, adalah karena lingkungan. Teman berkumpul dan kualitas keseharian saya bersama mereka. Adik kandung saya yang sudah lulus beberapa bulan yang lalu bahkan sekarang sudah bekerja di RSUD Wonogiri, saya yakini memiliki jawaban paling mendekati benar. Dia bilang penyebab skripsi saya lama dan tidak jelas adalah karena sifat saya yang tidak bisa pusing. Dia mengungkapkannya seperti itu. Dia menjelaskan bahwa apapun fakultasnya, skripsi itu membutuhkan pengorbanan (baca:pusing). Mahasiswa yang mengerjakan skripsi itu harus menegetik, berpikir, duduk didepan laptop, begadang sampai pagi, dll. Dan saya tidak melakukan itu.
Bingo.

Pembimbing sudah berusaha menyemangati. In fact, hampir semua orang berusaha segala cara untuk menyemangati. Tapi tidak mempan.

Oke cukup. Harus ada target.
Realistis tapi optimis. Harus lulus tahun ini. Bulannya Agustus. Artinya masih punya 5 bulan untuk menyelesaikan skripsi yang masih amburadul.

Bismillah...